Selasa, 05 November 2013

Menanamkan Kompetensi Inti (KI) 1 pada materi Mikrobiologi

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah.
 Hidup di zaman yang serba modern seperti sekarangpun menimbulkan tantangan yang berbeda dengan berpuluh-puluh tahun lalu. Untuk itu dirasa perlu membekali peserta didik dengan keterampilan dan kemampuan yang lebih baik agar dapat bersaing secara global. Begitu pula halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Untuk tujuan inilah pemerintah memperbaiki kurikulum pendidikan di Indonesia dengan kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013 terdapat empat Kompetensi Inti (KI), salah satunya adalah KI 1 : Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya. Diharapkan semua matapelajaran dapat menanamkan KI 1 pada peserta didik melalui pembelajaran dan materi yang diberikan. Salah satunya melalui pembelajaran Biologi, yang akan saya share berikut adalah : Bagaimana menanamkan KI 1 tersebut melalui materi Mikrobiologi.
  
LANGKAH-LANGKAH YANG DAPAT DILAKUKAN GURU
Kajian dalam Mikrobiologi sangat luas, meliputi Virus, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), Protista dan Fungi .Langkah-langkah menanamkan KI 1 sebagai berikut :
  1. melakukan Konflik Kognitif pada siswa. Siswa diberikan beberapa data dan fakta tentang berbagai penyakit AIDS, Genital Warts, Genital Herpes, Chanchroid, Granuloma Inguinalis, Sipilis, dan Gonorrhea misalnya. dari data dan fakta tersebut siswa diminta melakukan kajian pustaka tentang: perilaku penderita sehingga terinfeksi. Siswa akan menemukan bahwa penderita adalah mereka yang memiliki perilaku menyimpang dari norma adat dan norma agama. Nah, saat peserta didik telah menemukan pemahamannya ( dapat terjadi ketika mengajarkan KI 3 dan 4),
  2.  guru memberi penguatan sebagai berikut ( misalnya jika pada sekolah Islam atau mayoritas beragama islam), jika peserta didik heterogen , penguatannya pada umumnya dengan tidak mengkaitkan pada salah satu agama :
" Dalam agama Islam, Allah telah menceritakan masalah kaum Nabi Luth. Mereka adalah kaum yang berbuat sewenang-wenang dan berlebihan serta gemar berbuat dosa dan perilaku yang menyimpang. Rasulullah SAW memperkuat kisah yang dituturkan Allah tersebut dengan satu ketentuan bahwa kaum pria dan wanita yang melakukan penyimpangan seksual harus dikenai sanksi keras. Beliau sabdakan hal itu dalam beberapa hadisnya dan melaknat keji tersebut sebanyak tiga kali. Terkait kaum Luth ini, Allah SWT berfirman dalam QS Asy-Syu'ara (26): 160-174. Beberapa penelitian terbaru Masalah Penyimpangan Seksual: Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan pada tanggal 15 januari 2008 di salah satu situs  di Amerika serta penelitian modern lainnya menemukan bahwa Kaum pria yang memiliki prilaku menyimpang lebih banyak terkena serangan virus dan bakteri ganas yang dapat menyebabkan kematian. Virus dan bakteri ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Virus dan bakteri yang pada masa lalu hanya berada di Rumah Sakit, ternyata terus menjalar dan meyerang lebih kuat pada zat-zat antibiotik yang terkenal. Bakteri ini menular pada sekelompok orang yang rentan sakit dan menyebar melalui kontak fisik secara langsung. Bakteri MRSA (Methicillin Resistant stephylococcus Aureus) sangat mematikan dan bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit radang paru-paru akut dan bernanah, terjadinya penggerogotan dan pengrusakan pada kedua bilik paru-paru. Bakteri ini juga menyebabkan seseorang terkena borok yang besar pada kulitnya. Disini guru dapat menjelaskan virus atau bakteri lain yang dapat menginfeksi seseorang dengan perilaku menyimpang seksual. 
 
3. Menunjukkan Kebenaran Kemukjizatan Nabi SAW
     Tersebarnya penyakit-penyakit sebagai akibat hubungan seks bebas dan hubungan seks menyimpang tidak lain merupakan bukti nyata kebenaran prediksi Nabi SAW ( seperti yang telah disampaikan guru pada awal memberikan penguatan. beritahukan kepada peserta didik kebenaran Qur'an dan Hadis dengan kegiatan analisis data dan fakta).

Dengan demikian, diharapkan akan tumbuh penghayatan dan pengamalan sesuai ajaran agama peserta didik (dalam hal ini agama Islam). Harapannya peserta didik akan memilih jalan tidak melakukan seks bebas dan penyimpangan seksual.Guru yang mengajar dalam kelas yang heterogen dapat memberikan penguatan secara umum, menekankan pada : orang-orang dengan perilaku penyimpangan seksual dan seks bebas lebih besar frekuensinya untuk terkena infeksi.
Waktu dan proses menanamkan KI 1 ini terintegrasi pada saat guru memberikan KD-KI 3 dan KD-KI 4, dengan demikian KD-KI 2 juga akan tercapai.
Masih banyak kekurangan pada tulisan ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar