Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah.
Hidup di zaman yang serba modern seperti sekarangpun menimbulkan tantangan yang berbeda dengan berpuluh-puluh tahun lalu. Untuk itu dirasa perlu membekali peserta didik dengan keterampilan dan kemampuan yang lebih baik agar dapat bersaing secara global. Begitu pula halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Untuk tujuan inilah pemerintah memperbaiki kurikulum pendidikan di Indonesia dengan kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013 terdapat empat Kompetensi Inti (KI), salah satunya adalah KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Diharapkan semua matapelajaran dapat menanamkan KI 1 pada peserta didik melalui pembelajaran dan materi yang diberikan. Salah satunya melalui pembelajaran Biologi, yang akan saya share berikut adalah : Bagaimana menanamkan KI 1 tersebut melalui materi Mikrobiologi.
LANGKAH-LANGKAH YANG DAPAT DILAKUKAN GURU
Kajian dalam Mikrobiologi sangat luas, meliputi Virus, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), Protista dan Fungi .Langkah-langkah menanamkan KI 1 sebagai berikut :
- melakukan Konflik Kognitif pada siswa. Siswa diberikan beberapa data dan fakta tentang berbagai penyakit AIDS, Genital Warts, Genital Herpes, Chanchroid, Granuloma Inguinalis, Sipilis, dan Gonorrhea misalnya. dari data dan fakta tersebut siswa diminta melakukan kajian pustaka tentang: perilaku penderita sehingga terinfeksi. Siswa akan menemukan bahwa penderita adalah mereka yang memiliki perilaku menyimpang dari norma adat dan norma agama. Nah, saat peserta didik telah menemukan pemahamannya ( dapat terjadi ketika mengajarkan KI 3 dan 4),
- guru memberi penguatan sebagai berikut ( misalnya jika pada sekolah Islam atau mayoritas beragama islam), jika peserta didik heterogen , penguatannya pada umumnya dengan tidak mengkaitkan pada salah satu agama :
3. Menunjukkan Kebenaran Kemukjizatan Nabi SAW
Tersebarnya penyakit-penyakit sebagai akibat hubungan seks bebas dan hubungan seks menyimpang tidak lain merupakan bukti nyata kebenaran prediksi Nabi SAW ( seperti yang telah disampaikan guru pada awal memberikan penguatan. beritahukan kepada peserta didik kebenaran Qur'an dan Hadis dengan kegiatan analisis data dan fakta).
Dengan demikian, diharapkan akan tumbuh penghayatan dan pengamalan sesuai ajaran agama peserta didik (dalam hal ini agama Islam). Harapannya peserta didik akan memilih jalan tidak melakukan seks bebas dan penyimpangan seksual.Guru yang mengajar dalam kelas yang heterogen dapat memberikan penguatan secara umum, menekankan pada : orang-orang dengan perilaku penyimpangan seksual dan seks bebas lebih besar frekuensinya untuk terkena infeksi.
Waktu dan proses menanamkan KI 1 ini terintegrasi pada saat guru memberikan KD-KI 3 dan KD-KI 4, dengan demikian KD-KI 2 juga akan tercapai.
Masih banyak kekurangan pada tulisan ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar